Surat Buat Mantan Istri.

Melalui rubrik ini aku ingin menyampaikan unek unek yang selama ini aku pendam. Unek unek ini aku tujukan kepada mantan istri. Bukan untuk semua wanita. Jadi aku harap wanita yang sedang membaca tulisan ini agar tidak tersinggung. Wahai mantan istri, dulu sebelum kita memutuskan untuk berpisah, di hari terakhir kamu pernah mengatakan bahwa aku adalah suami yang tidak bertanggung jawab. Suami yang tidak pernah menafkahi seorang istri. Di hari terakhir kamu juga pernah menuduhku macam macam bahwa aku adalah seorang suami yang tidak pernah menghormati istri. Wahai wanita yang pernah menjadi pendamping hidupku, seharusnya kamu sadar dan introspeksi diri. Siapa sebenarnya yang berbuat tidak senonoh terhadap suami.

Di jaman modern ini bukan seorang suami saja yang tidak menghormati istrinya. Seorang istri juga ada yang tidak hormat pada suaminya. Bahkan memaki maki suaminya di depan orang banyak. Ada juga istri yang tidak setia pada suaminya. Ketika suaminya jatuh sakit malah sang istri tidak peduli sama sekali. Kamu pernah bilang ingin jadi wanita karier. Agar tidak diperbudak dan dibodohi oleh laki laki apalagi sang lelaki itu suami sendiri. Alasan kamu tidak lain adalah emansipasi wanita.  Mungkin Prinsip kamu  tidak mau kalah dengan pria. Oke, aku hargai prinsip kamu. Tapi kamu tidak ngerti bahwa prinsip kamu itu kebablasan. Karena secerdas cerdasnya wanita, mereka pasti membutuhkan seorang pria. Aku mau nanya sama kamu. Misalnya atap rumah bocor, pipa kran juga bocor, mengangkut beban yang berat,  Apakah kamu bisa mengerjakannya sendiri? Sudah pasti kamu akan meminta bantuan dari tenaga laki laki untuk mengerjakan semua itu. Kamu harus bisa menerima kodratmu sebagai seorang wanita yang masih memerlukan tenaga pria. Lagipula siapa yang memperbudak kamu? Memangnya aku pernah menyuruh kamu mencuci bajuku? Memangnya aku pernah menyuruhmu memasak? Atau sekadar membuatkan aku kopi? Tidak pernah, khan? Selama kamu jadi istriku, aku belum pernah menyuruhmu untuk melakukan semua itu. Apalagi membodohimu seperti kata yang pernah kau ucapkan.

Kamu jangan angkuh Ketika penghasilanmu lebih tinggi dari suami. Kamu sudah tau khan? Bahwa aku seorang kuli bangunan yang terkadang ada job dan terkadang tidak ada. Kamu sudah tau profesiku selama kita pacaran. Kamu harus tahu betapa sakitnya seorang suami ketika direndahkan. Jika suami punya uang, istri menuntut untuk menafkahi dirinya.  Tetapi kewajibanmu sebagai istri engkau abaikan. Kamu hanya menuntut hak. Kamu boleh mencari uang sebanyak banyaknya. Yang jelas aku tak akan mengemis sama kamu. Karena aku punya harga diri. Kamu itu aneh ya? Di satu sisi Kamu pernah bilang ingin mempertahankan hubungan perkawinan kita. Aduh, kamu tidak usah sok simpatik ya?

Kamu harus tahu tentang hidup berumah tangga. Dalam berumah tangga sudah pasti ada suka dan duka. Kalau suami bahagia, istri juga bahagia. Tetapi ketika suami berduka, disana peran sang istri tampil sebagai penghibur. Jangan biarkan duka itu hanya ditanggung suami. Sementara sang istri tidak mau tau. Apakah kamu masih ingat ketika melangsungkan acara pernikahan? Kita disuruh mengucapkan sumpah di depan saksi untuk saling setia sehidup semati sampai ajal menjemput kita. Orang berumah tangga itu mustahil hanya menikmati yang enak enak saja. Karena dibalik kebahagiaan, duka sudah pasti ikut mengintai. Kamu harus ingat pada saat kita susah. Ketika suami jatuh sakit, kamu harus mengajak suami berobat. Kalau suami jatuh miskin, kamu harus mengasi dorongan pada suami. Bukan malah cuek kayak bebek ya?

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Indonesia Mendapatkan Julukan Pemain Judi Online Terbanyak Sedunia.